Rabu, 19 Maret 2014

Fi'il shahih dan mu'tal



A.      Pengertian Fi’il Shahih dan Mu’tal
      Dipandang dari segi jenis hurufnya, fi’il terbagi menjadi shahih dan mu’tal.
1.      Fi’il Shahih
وهو ما كانت حروفه الاصول صحيحة وليست بحروف علة.
                  Yaitu fi’il yang huruf aslinya shahih dan bukan huruf ‘ilat.
                  Contoh : كتب، قرأ
2.      Fi’il Mu’tal
وهو ما فى حروفه الاصول شيء من حروف العلة.
                  Yaitu fi’il yang huruf aslinya salah satu dari huruf ‘ilat.
                  Contoh : وعد، وقى[1]
   

Jumat, 07 Maret 2014

Tafsir dan Takwil Al-Qur'an


A.           Pengertian Tafsir
          Secara bahasa, kata tafsir berasal dari fassara yang semakna dengan awdhaha dan bayyana, -dimana tafsir sebagai mashdar dari fassara- sebagaimana dengan idhah dan tabyin. Kata-kata tersebut dapat diterjemahkan kepada “menjelaskan” atau “menyatakan”. Al-Jarjani memaknai kata tafsir itu dengan al-kasyf wa al-izhar (membuka dan menjelaskan atau menampakkan). Istilah tafsir dalam makna membuka digunakan baik membuka secara konkret (al-hiss) maupun abstrak yang bersifat rasional. Al-Qur’an menggunakan istilah tafsir dalam makna penjelasan, seperti yang terdapat dalam Surah Al-Furqan (25) ayat 23
“tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”

Jumat, 31 Januari 2014

Taflis (Jatuh Bangkrut)



A.                Pengertian Taflis

Al Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar mendefinisikan taflis sebagai utang seseorang yang menghabiskan seluruh hartanya hingga tidak ada yang tersisa sedikitpun baginya karena digunakan untuk membayar utang-utangnya.[1] Sedangkan Imam Al Ghazali dalam kitab Al-Wajiz fi Fiqh Asy-Syafi’i menjelaskan bahwa taflis membahas tentang tuntutan seorang yang memberi utang kepada orang yang berutang untuk membayar utang-utangnya yang sudah melebihi jumlah hartanya sendiri karena sudah jatuh tempo pembayarannya.[2]

Senin, 27 Januari 2014

علم اللغة


3. الإعلال بالتسكين
قواعد الإسكان :
يتم اسكان كل من الواو والياء من حروف العلة عن طريقي : حذف الحركة او نقلها :

Minggu, 26 Januari 2014

Bahasa


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Sejarah Bahasa Indonesia
Setelah VOC (Belanda) mengubah taktik hubungan perdagangannya ke dalam hubungan penjajahan, maka Belanda merasa perlu untuk menggunakan bahasa pengantar dalam penjajahan. Langkah pertama yang dilakukannya adalah menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar penjajahan. Namun, bangsa Indonesia banyak yang tidak mampu menggunakan bahasa Belanda tersebut, sehingga Belanda mencari alternatif lain yaitu mencari bahasa daerah setempat yang dapat dijadikan bahasa pengantar penjajahan. Bahasa pengantar dalam penjajahan sangat penting karena tanpa bahasa pengantar, penjajahan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Setelah diadakan penelitian oleh para ahli bahasa dari Belanda, maka dijadikanlah bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Hal ini disebabkan karena bahasa Melayu sudah menjadi bahasa perdagangan dan bahasa yang banyak dipahami oleh masyarakat setempat.
Sejak itu, bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar penjajahan kedua yang bahasa pertamanya tentu saja bahasa Belanda. Oleh karena, bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar penjajahan, maka penggunaan bahasa Melayu semakin menyebar luas ke berbagai pelosok tanah air.[1]